Get this widget

Selasa, 10 Maret 2015

Hasil Kebudayaan Zaman Megalitikum


Megalitikum berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang berarti batu. Zaman megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar, karena pada zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan dari batu-batu besar. Kebudayaan ini berkembang dari zaman Neolitikum sampai Zaman Perungu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan.walaupun kepercayaan mereka masih dalam tingkat awal, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang
1.      Menhir
Menhir adalah bangunan berupa tugu batu yang biasanya didirikan secara tunggal atau berkelompok sejajar di atas tanah. Batu-batu ini dinamakan juga megalith (batu besar) karena ukurannya. Para arkeolog mempercayai bahwa situs ini digunakan untuk tujuan religious dan memiliki makna simbolis sebagai sarana penyembahan arwah nenek moyang. Lokasi ditemukan menhir di Indonesia adalah di Pasemah Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan






2.      Punden berundak-undak
Punden berundak-undak adalah banguna dari batu yang bertingkat-tingkat. Maknanya sebagai tempat pemujaan terhadap roh  nenek moyang yang telah meninggal. Lokasi penemuannya adalah di Lebak Sibeduk/Banten Selatan, dan lereng Bukit Hyang di Jawa Timur






3.      Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang bermakna sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu. Dengan demikian dolmen bermakna sebagai tempat menyimpan mayat yang disebut kuburan batu. Lokasi penemuannya antara lain di Cupari Kuningan Jawa Barat, Bondowoso Jawa Timur, Merawan, Jember Jawa Timur, Pasemah Sumatra dan NTT.

@ Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang dibawahnya digunakan sebagai kuburan/tempat menyimpan mayat dikenal dengan sebutan Pandhusa atau Kuburan Cina
4.      Sarkofagus
Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi penutup. Sarkofagus yan gditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan, dan benda-benda dari perungu serta besi. Daerah ditemukan sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat Bali sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib . berdasar pendapat para ahli sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak Zaman Logam.

5.      Arca batu
Arca / patung-patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk binatang yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau, dan monyet. Sedangkan bentuk arca manusia yang ditemukan bersifat dinamis. Maksudnya, wujudnya manusia dengan penampilan yang dinamis seperti seperti arca batu gajah. Arca batu gajah merupakan patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang binatang yang dibunuh. Arca tersebut ditemukan didaerah Pasemah Sumatra Selatan. Daerah lain yang menemukan arca batu antara lain Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.




6.      Waruga
Waruga adalah petikubur peninggalan budaya minahasa pada zaman megalitikum. Di dalam peti kubur batu ini ditemukan berbagai macam jenis benda antara lain berupa tulang manusia, gigi manusia, periuk tanah liat, benda-benda logam, pedang, tombak, manic-manik, gelang perungu, piring, dll. Dari jumlah gigi yang ditemukan di dalam waruga diduga peti kubur ini merupakan wadah kubur untuk beberapa individu, atau waruga bisa juga dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur komunal. Benda –benda periuk, perungu, piring, manic-manik, serta benda lain sengaja disertakan sebagai bekal kubur bagi orang yang akan meninggal.

7.      Kubur batu/peti kubur

Kubur batu adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Di dalam kubur batu terdapat rangka manusia yang sudah rusak, alat perungu dan besi serta manic-manik. Pada intinya kubur batu bermakna sebagai tempat menyimpan mayat. Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon, Wonosari Yogyakarta, dan Cepu Jawa Timur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar