Get this widget

Selasa, 10 Maret 2015

Teori Masuknya Hindu Budha Ke Indonesia


Teori tersebut yaitu:
a.       Teori brahmana
J.C Van Leur mengemukakan bahwa para Brahmana dan Biksu datang ke Indonesia atas undangan para penguasa setempat yang tertarik belajar agama Hindu-Budha.


Alasan yang dikemukakan para pendukung teori brahmana dalam menyangkal teori lainnya antara lain:
a.       Tidak ada bukti yang mendukung bahwa para prajurit dan ksatria India mengadakan penguasaan (kolonisasi) di Indonesia. Sumber tertulis tentang proses kolonisasi baik dari Indonesia ataupun dari India tidak ditemukan. Selain itu, hal-hal yang selalu mengikuti proses kolonisasi berupa pemindahan segala unsure kemasyarakatan negeri  induk (penjajah) tidak ditemui. Kalaupun ada di wilayah Nusantara yang ditempati oleh kelompok masyarakat India bukanlah proses kolonisasi. Namun, mereka adalah masyarakat biasa yang kebetulan bermata pencaharian sama sebagai pedagang. Tempat seperti itu sekarang masih dapat ditemui di bagian wilayah barat Indonesia yang disebut kampung Keling.
b.      Kemungkinan pembawa kebudayaan India ke Indonesia adalah para  pedagang juga kurang tepat. Alasannya, para pedagang yang datang ke Indonesia adalah para pedagang keliling yang berasal dari kalangan biasa. Padahal, sifat kebudayaan India yang berkembang di Indonesia adalah kebudayaan tinggi. Alasan lainnya, hubungan pedagang India dengan penguasa lokal di Nusantara hanyalah masalah perdagangan. Dengan demikian, mustahil para pedagang tersebut mempunyai pandangan tentang tata Negara dan hal keagamaan.
c.       Pengaruh keagamaan dari India yang datang ke Indonesia salah satunya adalah agama Hindu. Padahal, agama Hindu pada awalnya bukanlah agama untuk umum. Artinya pendalaman agama tersebut hanya dapat dilakukan oleh kaum brahmana. Merekalah yang dibenarkan mendalami kitab-kitab suci. Pada praktiknya, didalam agama Hindu lahir beberapa aliran. Adapun sekte agama Hindu yang besar pengaruhnya di Jawa dan Bali adalah Saiya-Siddharta. Pada prinsipnya sekte Saiva-Siddharta bersifat esoteris. Untuk mencapai tingkatan brahmana guru, para brahmana biasa mengalami ujian berat dan bertahun-tahun lamanya. Ketika brahmana biasa ditasbihkan menjadi brahmana guru, ia dianggap telah mampu merubah air menjadi amerta. Brahmana demikianlah yang datang ke Indonesia atas undangan para penguasa local. Mereka diminta melakukan upacara khusus yang disebut Vratyastoma. Pada dasarnya kesaktian para brahmana inilih yang menyebabkan mereka didatangkan ke Indonesia. Mereka kemudian mendapat kedudukan terhormat di kalangan penguasa Indonesia yang menjadi inti golongan brahmana Indonesia yang berkembang kemudian
b.      Teori ksatria
F.D.K Bosh mengemukakan bahwa para Ksatria yang kalah perang pergi dari India menuju ke Indonesia dan mendirikan kolonisasi. Kolonisasi tersebutlah yang menyebarkan agama Hindu-Budha.
c.       Teori waisya
N.J.Korm mengemukkakan bahwa agama Hindu-Budha dibawa dan disebarkan oleh para pedagang. Mengikuti angin musim (setengah tahun berganti arah). Hingga selama enam bulan mereka menetap di Indonesia dan akhirnya berasimilasi dengan penduduk setempat.
d.      Teori sudra
Menurut teori ini agama dan kebudayaan Hindu-Budha dibawa oleh orang-orang buangan (sudra) akibat peperangan di India.
                                                           
Selain empat teori diatas, teori arus balik turut memberi peranan terhadap bangsa Indonesia. Berdasarkan teori ini, setelah terjalin hubungan dagang, banyak pedagang Indonesia yang pergi ke India di samping untuk berdagang juga belajar mereka mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu dan setelah pulang pulang ke Indonesia mereka menyebarkan agama Hindu-Budha yang dibawa dari India.

Tori brahmana diperkirakan sebagai teori yang paling benar dibanding dengan teori-teori yang lain.hal tersebut lebih diyakini, karena para Brahmanalah yang paling mengerti tentang ajaran Hindu dan bahasa Sansekerta. Selain itu, para Brahmana diundang oleh raja-raja di Indonesia untuk mengadakan upacara Wrestasoma yaitu upacara pengukuhan seorang raja.

1 komentar: